Jumat, 05 Agustus 2016

Sumber: https://trishaanindya98.wordpress.com/2016/06/29/ff-meal-love-series-ice-cream/#more-1987


[FF] Meal & Love Series: Ice Cream

IMG_8219
Author: leehyunmi (trishaanindya98)
Cast: [Twice] Myoui Mina, [Seventeen] Jeon Wonwoo
Genre: Fluff, School-Life | Length: Series/Chapter, Vignette | Rating: T
Disclaimer:
THE PLOT BELONG TO ME, CASTS BELONG TO THEIR FAMILY AND THEIR AGENCY.
WARNING: NO FANWAR! NO BASHING! NO SIDERS!
Previous:
***
Mina menerobos kerumunan orang-orang yang memadati trotoar jalan tersebut dengan serampangan. Hatinya dipenuhi rasa sedih yang tak bisa ia ungkapkan oleh kata-kata. Pandangan gadis itu mulai kabur karena airmatanya sudah mendesak keluar. Mina mengeluarkan isakan perlahan. Kemudian, di detik berikutnya, airmata Mina telah membasahi pipinya. Ia masih tidak menyangka kalau pelatih sanggar baletnya tega mengeluncurkan kalimat pedas itu beberapa jam yang lalu.
“Myoui Mina, kemampuanmu masih perlu diasah. Kau tidak bisa berpartisipasi untuk pertunjukan balet minggu depan.”
Kata-kata itu terus terngiang di benak Mina, membuatnya semakin merasa sedih. Memang, saat ini ia masih tergolong baru di sanggar baletnya. Mina baru bergabung dua tahun yang lalu,  ketika keluarganya pindah dari Jepang ke Korea Selatan. Tapi percayalah, Mina sudah menekuni tarian balet sejak umurnya 11 tahun. Dan kemampuan menarinya tidak bisa kita katakan jelek, cukup bagus malah.
Namun, pelatih balet barunya ternyata belum bisa melihat kemampuan Mina itu hebat. Sehingga beliau tidak mengizinkan Mina ikut andil dalam pertunjukan ‘Swan Lake’ sanggarnya minggu depan. Jika kalian berada di posisi yang sama dengan gadis itu, kalian pasti juga merasa sakit hati, bukan?
“Akh!..”
Mina jatuh tersungkur begitu seseorang menabrak tubuhnya sangat kuat. Bukannya lekas berdiri, Mina malah bertahan pada posisinya dalam waktu yang cukup lama. Kepalanya tertunduk dalam. Ia merasakan lututnya lecet dan nyeri, membuat tangisnya semakin menjadi-jadi. Kenapa hari ini aku sangat sial, sih!? Aduh.., batin Mina kesal.
“Kau tidak apa-apa?”
Suara berat itu tiba-tiba sampai ke telinga Mina. Seketika tangisnya sedikit terhenti. Rasa kaget sekaligus penasaran memaksa gadis itu untuk mengangkat kepalanya. Dalam keadaan sesenggukkan, kedua netra Mina—yang masih berlinang airmata— menangkap sesosok laki-laki bertubuh tinggi sedang berdiri di depannya. Laki-laki berambut hitam legam nan berkulit pucat itu memasang wajah yang dingin dan menyeramkan. Mata sipitnya menatap Mina dengan tajam, sementara bibirnya yang tipis terkatup rapat. Bulu kuduk Mina sempat berdiri saking takutnya.
Tetapi, tunggu.. laki-laki itu memakai seragam yang sama dengan Mina. Jadi, mereka satu sekolah?
“Berdirilah, nanti kau bisa diinjak orang-orang.”
Laki-laki itu lantas mengulurkan tangannya dan membantu Mina untuk bangkit. Mina sempat membelalakkan mata, ia tidak menyangka kalau sikap laki-laki itu bertolak belakang dengan penampilan menyeramkannya.
“Te-terima kasih…” ucap Mina terbata-bata. Dengan cepat, ia kembali menundukkan kepalanya dan menghapus sisa-sisa airmatanya. Bodoh, ia memperlihatkan wajah menangisnya pada orang asing ini.
Laki-laki itu memandang Mina dengan pandangan menelaah, kemudian menoleh ke kanan dan ke kiri. Tanpa meminta persetujuan si gadis, ia langsung meraih tangan Mina dan menuntunnya ke suatu tempat.
“Ikut aku.”
***
Di luar dugaan Mina, ternyata laki-laki asing itu mengajaknya ke sebuah kedai es krim dekat taman kota. Jujur, Mina bingung dengan dirinya sendiri. Kenapa ia mau mengikuti ajakan laki-laki asing itu? Meski mereka satu sekolah, tapi itu tidak menutup kemungkinan laki-laki itu berbuat jahat pada Mina.
“Maaf lama menunggu.”
Laki-laki itu menghampiri Mina yang sekarang duduk di kursi luar kedai es krim. Ia kemudian menyodorkan tiga buah es krim cone dengan rasa yang berbeda ke arah gadis itu. Sontak, Mina membelalakkan matanya lagi. Ditatapnya laki-laki dan es krim bawaannya tersebut secara bergantian.
“Ini rasa jeruk, blueberry, dan vanilla.” jelas laki-laki itu. “Pilih dua rasa yang kau mau.”
“D-dua!?.. tapi—”
“Pilih saja.”
Karena merasa terintimidasi, Mina akhirnya menurut. Ia asal mengambil es krim rasa jeruk dan rasa blueberry dari tangan si laki-laki. Setelahnya, laki-laki asing itu duduk di samping Mina sambil menyantap es krim vanilla yang tersisa. Dalam hati, Mina bertanya-tanya. Kenapa orang ini memberiku dua es krim? Terlebih, sekarang sedang musim dingin, kan?, begitu pikirnya.
“Ah, maaf.. sepertinya aku lupa memperkenalkan diri.”
Saat es krimnya sudah setengah habis, laki-laki itu baru meluncurkan kalimat demikian. Mina kembali memandangnya dengan ekspressi terkejut. “Eh?”
“Aku Jeon Wonwoo. Kelas 12-5. Salam kenal.” ucap laki-laki itu kikuk. Sangat lucu.
“Ah.. salam kenal, sunbae. Namaku—”
“Aku sudah tahu, kau Miyoui Mina, kan? Anak kelas 11-8?” Laki-laki yang bernama Jeon Wonwoo itu meringis. “Kau cukup terkenal di kalangan laki-laki, loh.”
Tak dapat dipungkiri, wajah Mina terasa panas begitu mendengar hal itu. “Ti-tidak juga..” sanggahnya malu-malu.
Kecanggungan di antara mereka perlahan menipis. “Oh’ya, kenapa es krimmu belum dimakan?” tanya Wonwoo kemudian. “Keburu meleleh, tuh.”
“Ehm.. aku.. aku tidak tahu bagaimana cara memakannya, sunbae..”
Wonwoo sedikit tertawa melihat keluguaan Mina saat mengakui hal tersebut. “Jilat saja es krimnya secara bergantian, nanti rasanya akan tercampur dan itu sangat menyegarkan.” tuturnya. “Jika memakan dua es krim dengan cara itu, perasaanmu akan membaik.”
Mina lantas menatap Wonwoo dengan bingung. Sehingga Wonwoo buru-buru menambahkan perkataannya. “Aku tadi melihatmu menangis, jadi.. mungkin kau perlu mencobanya.” timpal laki-laki itu.
Mina kini menatap seksama kedua es krimnya. Perlahan, ia mencoba cara yang dikemukakan Wonwoo tadi. Ia menjilat es krim rasa jeruk, lalu menjilat es krim rasa blueberry setelahnya, begitu seterusnya. Benar saja, perasaannya jauh lebih baik.
“Wow!.. Sunbae benar!..”
“Serius? Jadi, perasaanmu lebih baik sekarang?”
Mina mengangguk mantap. Ia lanjut menikmati cara baru menyantap es krim itu. Begitu juga Wonwoo, ia melanjutkan kegiatan makan es krimnya lagi. Mereka tak saling bicara sampai es krim-es krim yang mereka santap habis. Mina kemudian menghela napas seraya menatap langit biru yang berada di atasnya. Kesedihan gadis itu sudah mereda, ia jauh lebih rileks sekarang.
Sunbae, aku gagal mengikuti pertunjukan balet minggu depan.” ungkap Mina secara spontan. “Pelatihku bilang, kemampuanku masih perlu diasah.”
Wonwoo menatap gadis itu dengan sedikit membulatkan mata. “Itukah yang tadi membuatmu menangis?”
“Ya.. aku sudah belajar balet sejak umurku 11 tahun, tetapi kemampuanku belum sempurna di mata pelatihku..” ujar Mina sembari menundukkan kepala.
Pandangan Wonwoo tak lepas dari gadis itu selama beberapa saat. Lalu, satu tangannya bergerak mengelus puncak kepala Mina dengan lembut. “Kau masih punya peluang. Jika pelatihmu berkata begitu, bukan berarti kau tidak bisa ikut pertunjukan selamanya, kan?”
Mina kembali menoleh ke arah Wonwoo. Ia kaget. Entah mengapa, sentuhan laki-laki itu seolah mengirimkan sensasi aneh pada dirinya. Ditambah lagi, sekarang Wonwoo melontarkan senyum lembut kepadanya.
“Teruslah berjuang, Myoui Mina!” sahut laki-laki itu menyemangati. Sukses membuat Mina mati kutu.
“Aduh, ternyata ini sudah sore!”
Wonwoo melirik jam tangannya sebentar, kemudian menepuk dahi. “Biar kuantar kau pulang, ya?”
Laki-laki itu segera menarik tangan Mina dan menuntunnya pergi dari kedai es krim tersebut. Ia membawanya ke tempat pemberhentian bus terdekat. “Nanti, beritahu aku bus mana yang menuju daerah rumahmu, jangan jauh-jauh dariku saat berada di dalam bus! Jam segini rawan ada pelecehan perempuan!” kata Wonwoo memperingati. Genggaman tangannya begitu erat.
Jantung gadis itu bergemuruh tak keruan. Seluruh wajahnya terasa panas ketika Wonwoo tak berhenti menggenggam tangannya seraya menunggu bus datang. Matanya tak lepas dari seniornya yang bernama Jeon Wonwoo ini, pikirannya seakan dipenuhi oleh sosoknya saja.
Mungkin, Mina terjebak dalam cinta pada pandangan pertama.
***
“Mina, apa kau serius akan memberikannya ini?”
“Tentu, Jihyo.. A-aku ditraktir dua es krim kemarin, jadi aku harus balas budi..”
Mina dan sahabatnya, Jihyo, tampak sibuk berbisik-bisik di depan kelas 12-5. Setelah pertemuan tak terduganya dengan Wonwoo kemarin, Mina ingin balas budi dengan memberikan Wonwoo cokelat mahal dengan rasa yang sangat enak. Mina juga sudah memberitahu sahabatnya ini tentang perihal dirinya yang menyukai Wonwoo sejak pertama kali mereka bertemu. Tentu saja Jihyo terkejut mendengar berita tersebut, tetapi ia tetap mendukung Mina.
Masalahnya sekarang, karena berstatus junior, Mina sangat takut melongokkan kepalanya dan mencari sosok Wonwoo di kelas. Ia dan Jihyo sudah berada di depan kelas 12-5 sejak bel istirahat berbunyi, namun sampai sekarang, si Mina belum juga berani untuk masuk kelas.
“Cepat, Mina! Sebentar lagi kita harus masuk kelas!” desak Jihyo mulai panik.
“Tunggu, aku—”
“Loh? Mina?”
Tanpa mereka prediksi, Wonwoo tiba-tiba menampakkan diri di depan pintu kelas 12-5. Sosoknya tampak terkejut melihat kehadiran Mina, tapi ia langsung tersenyum hangat. “Cari siapa?” tanya Wonwoo lembut, sukses membuat Jihyo terpana karena tidak menyangka sikap laki-laki itu selembut demikian. Berbeda dengan tampak depannya.
“Ah.. eh.. aku..”
Mendadak Mina gugup untuk berbicara. Dengan sekuat tenaga, ia menyodorkan cokelat yang dibawanya ke arah Wonwoo, dengan mata menatap ujung sepatu. Mina terlalu gugup bertemu mata dengan Wonwoo.
“Ini, untuk sunbae… terima kasih atas traktiran es krim kemarin..” ucap Mina susah payah.
Wonwoo memandang cokelat pemberian Mina sebentar, lalu tersenyum simpul. “Jadi, kau datang kemari untuk memberiku ini? Untuk balas budi?”
Mina mengangguk, masih tidak sanggup menatap Wonwoo. Jihyo menggigit kuku ibu jarinya karena gemas melihat kegugupan sahabatnya itu. Fix, ini pertama kalinya Mina jatuh cinta pada seseorang.
“Kalau ingin balas budi, jadilah kekasihku, Myoui Mina.”
Baik Mina maupun Jihyo, keduanya langsung menatap Wonwoo dengan bibir terbuka lebar. Mata mereka sama-sama membulat. Tunggu dulu, mereka tidak salah dengar? Barusan, Wonwoo menyuruh Mina untuk jadi kekasihnya?
Si laki-laki terkekeh pelan begitu menangkap ekspressi kaget dua gadis di depannya. “Sebenarnya aku sudah lama mengincarmu, tapi selalu tidak dapat kesempatan karena banyak laki-laki yang mendahuluiku untuk mendekatimu. Seperti yang kubilang kemarin, kau populer di kalangan laki-laki.”
Dengan wajah yang kian memanas, juga keringat yang membanjiri keningnya, Mina bersusah payah untuk mengiyakan pernyataan luar biasa dari seniornya yang bernama Jeon Wonwoo ini. Ia laki-laki yang berhasil menjadi cinta pertama Mina sejak pertemuan pertama mereka.
-The End-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar